Penulis : Harun Yahya
"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah tidak sekali-kali berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri." (QS. Ar-Ruum, 30: 9).!
Semua kaum yang telah kita pelajari sampai sekarang, mempunyai beberapa sifat umum seperti: melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah, menyekutukan-Nya, berlaku sombong di muka bumi, dengan sewenang-wenang menguasai hak milik orang lain, cende-rung terhadap perilaku seksual yang menyimpang, dan angkara murka. Sifat umum lainnya adalah penindasan dan kesewenangan mereka ter-hadap kaum Muslim di sekitar mereka. Mereka mencoba segala cara untuk mengintimidasi kaum Muslim.
Tujuan dari peringatan-peringatan Al Quran tentu saja tidak hanya untuk memberikan berbagai pelajaran sejarah. Al Quran menyatakan bahwa kisah-kisah para nabi diceritakan hanya untuk memberikan sebuah "permisalan". Para nabi yang telah terlebih dahulu tiada hendaklah membawa mereka yang datang kemudian ke jalan yang benar :
"Maka tidaklah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) be-rapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal." (QS. Thaahaa, 20: 128) !
Jika kita menganggap semua ini sebagai "contoh-contoh", maka kita dapat melihat bahwa sebagian dari masyarakat kita tidaklah lebih baik, dalam hal kemerosotan moral dan pelanggaran, daripada kaum-kaum yang telah dibinasakan dan disebutkan dalam kisah-kisah ini.
Sebagai contoh, sebagian besar masyarakat saat ini menyimpan ba-nyak pelaku sodomi dan homoseksual, yang mengingatkan kita kepada "kaum Luth". Para homoseksual, yang melakukan pesta seks dengan "para pemuka masyarakat", memperlihatkan segala macam penyimpangan seksual yang melebihi rekan-rekan mereka di Sodom dan Gomorrah. Khususnya, ada sekelompok mereka yang hidup di kota-kota terbesar di dunia, yang telah "melangkah lebih lanjut" daripada mereka yang ada di Pompeii.
Semua kaum yang telah kita pelajari sebelumnya telah dibinasakan melalui berbagai bencana alam seperti gempa bumi, badai, banjir, dan sebagainya. Sama halnya, kaum-kaum yang sesat dan berani melakukan tindakan pelanggaran seperti kaum-kaum terdahulu juga akan dihukum dengan cara yang sama.
Seharusnya tidak kita lupakan bahwa Allah mungkin menghukum orang atau bangsa mana pun yang dikehendaki-Nya kapan pun Ia berke-hendak. Atau, Ia mungkin membiarkan siapa pun yang Ia ingini menja-lani kehidupan biasa di dunia ini, dan menghukumnya di akhirat nanti. Al Quran menyatakan:
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa dengan suara yang keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami teng-gelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 40) !
Al Quran juga menceritakan tentang seorang yang beriman yang ber-asal dari keluarga Fir'aun dan hidup di masa Nabi Musa, namun menyembunyikan keimanannya. Ia berkata kepada kaumnya:
"Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (ben-cana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang yang da-tang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat keza-liman terhadap hamba-hamba-Nya.
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Yaitu) hari ketika kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah , dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk." (QS. Al Mu'min, 40: 30-33) !
Semua nabi dan rasul memperingatkan kaumnya, menunjukkan ke-pada mereka tentang Hari Pembalasan dan mencoba membuat mereka takut akan azab dari Allah, sebagaimana yang dilakukan pengikut yang menyembunyikan keimanannya ini. Kehidupan dari semua nabi dan pembawa risalah dihabiskan untuk menerangkan hal-hal ini kepada ka-um mereka berulang kali. Namun lebih sering, kaum mereka sendiri menuduh mereka berdusta, berupaya mencari keuntungan materi, atau mencoba untuk menunjukkan keunggulan atas mereka, lalu mereka pun terus menerapkan sistem mereka sendiri tanpa memikirkan perkataan para nabi ataupun mempertanyakan perbuatan mereka. Segolongan mereka telah bertindak lebih jauh dan mencoba untuk membunuh atau mengusir orang-orang yang beriman. Sering kali jumlah orang-orang mukmin yang patuh dan menurut sangat sedikit. Walau begitu, dalam kasus-kasus masyarakat yang ingkar, Allah senantiasa menyelamatkan para nabi dan pengikutnya saja.
Meskipun telah berlalu ribuan tahun, dan terjadi berbagai perubahan tempat, perilaku, teknologi, dan peradaban, namun tidak banyak yang berubah dalam struktur sosial dan sistem dari orang-orang tidak beriman yang telah disebutkan tadi. Sebagaimana telah ditekankan di atas, sego-longan tertentu dari masyarakat di mana kita hidup memiliki semua sifat buruk dari kaum-kaum yang digambarkan dalam Al Quran. Seperti halnya kaum Tsamud yang mengurangi timbangan, saat ini juga terdapat banyak pemalsu dan penipu. Terdapat pula "komunitas homoseksual" yang dibela kapan saja perbuatan itu muncul, dan para anggotanya yang tidak kurang dari kaum Luth, di mana penyimpangan seksual telah men-capai puncaknya. Segolongan besar dari masyarakat terdiri dari orang-orang yang tidak bersyukur dan ingkar, sebagaimana kaum Saba', yang tidak bersyukur atas kekayaan yang dianugerahkan kepada mereka sebagaimana kaum Iram, yang tidak patuh dan penuh penghinaan ter-hadap orang mukmin sebagaimana kaum Nuh, dan yang tidak acuh terhadap keadilan sosial sebagaimana kaum 'Ad.
Semua ini adalah tanda-tanda yang sangat jelas....
Kita hendaknya selalu mencamkan dalam pikiran bahwa apa pun perbedaan dalam berbagai masyarakat, pada tingkat perkembangan tek-nologi mana pun mereka, atau apa pun potensi mereka, hal ini tidak ada artinya sama sekali. Tidak satu pun dari hal-hal ini dapat menyelamatkan seseorang dari hukuman dan azab Allah. Al Quran mengingatkan kita atas kenyataan ini:
"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memak-murkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan memba-wa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah tidak sekali-kali berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri." (QS. Ar-Ruum, 30: 9) !
Sumber : http://www.harunyahya.com
0 komentar on Ebook : Negeri - Negeri yang musnah :
Post a Comment and Don't Spam!